Rabu, 06 Juli 2011

kosambiya sutta


Nama : susanto
Nim    : 1008201049



Kosambiya Sutta

Tempat : Ghosotarama taman ghosita (Kota Kosambi)

Latar Belakanf : berkenaan degan pertengkaran para bhikkhu di kota kosambi karena perselisihan tentang hal-hal yang kecil atau salah paham hal sepele tentang suatu peraturan disiplin minor(kecil), yang dengan cepat merebak dan memecah belah sekelompok besar sangha dan umat awam di kosambi menjadi dua bagian yang saling bermusuhan sehingga tidak membina kerukunan yaitu pengambilan dana makanan dari umat.

Inti :
  1. SB memberikan ajaran tentang cinta kasih yg merupakan dasar dari sesuatu dalam menjalin hubungan antar sesama dalam sepenghidupan luhur.
  2. SB memberikan ajaran tetang 6 saraniya (ajaran yg membuat saling mengenang, mencintai, saling menghormati yg membawa pada kerukunan dan persatuan
Enam Saraniya ( enam sifat yang menciptakan cinta kasih dan rasa hormat dan menyebabkan persatuan) yaitu :
  1. saling memperlakukan kerabat sepenghidupan luhur dengan tindakan yang penuh cinta kasih.
  2. saling memperlakukan kerabat sepenghidupan luhur dengan ucapan yang penuh dengan cinta kasih.
  3. saling memperlakukan kerabat sepenghidupan luhur dengan pikiran yang penuh dengan cinta kasih.
  4. saling membagi hasil perolehan dengan kerabat sepenghidupan luhur.
  5. memiliki sila yang baik yang setara.
  6. mempunyai pandangan luhur yang setara (7 pengetahuan Arya/ 7 pengetahuan istimewa), yaitu :
a)      seorang Bhikkhu yang masuk ke dalam hutan, kemudian merenungkan apakah dalam dirinya masih terdapat noda batin yang belum ditinggalkan yang menjadi sebab tidak dapat mengetahui segala sesuatu sebagaimana adanya. Bila masih ada noda batin ia menyadarinya dan pikirannya terarahkan menuju penembusan kebenaran.
b)      seorang Bhikkhu merenungkan tetang pengembangan pandangan sehingga memperoleh ketenangan dan kepadaman nafsu.
c)      seorang siswa merenungkan tetang pertapa dan brahmana lain di luar dhamma dan vinaya yang memiliki pandangan sebagaimana yg dimiliki Sang Buddha.
d)     seorang siswa merenungkan apakah dirinya memiliki kewajaran (apabila melakukan suatu pelanggaran segera mengadakan pengakuan di hadapan Sang Buddha atau kerabat sepenghidupan luhur, mawas diri) sebagaimana mereka yang memiliki kesempurnaan dalam pandangan.
e)      seorang siswa merenungkan apakah dirinya memiliki kewajaran (ketekunan dalam sila sila yang luhur) sebagaimana mereka yang memiliki kesempurnaan dalam pandangan.
f)       seorang siswa merenungkan apakah dirinya memiliki kekuatan (kemampuan untuk mendengarkan dhamma dan vinaya yang dibabarkan oleh Sang Buddha) sebagaimana mereka yang memiliki kesempurnaan dalam pandangan.
g)      seorang siswa merenungkan apakah dirinya memiliki kekuatan (kemampuan dan kekuatan untuk memperoleh dan mengerti ajaran yang diajarkan Sang Tathagata) seperti yang dikatakan mereka yang memiliki kesempurnaan dalam pandangan.
Demikianlah yang dikatakan sang buddha para bhikkhu merasa puas dan bergembira di dalam kata-kata sang buddha,.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar